Kamis, 18 Juni 2009

USAHA GURU MEMPERBINCANGKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

USAHA GURU MEMPERBINCANGKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. MATEMATIKA
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika merupakan sarana berfikir logis yang berdasar pada pola pikir deduktif. Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga setiap peserta didik harus menguasai matematika.
Matematika sekolah merupakan matematika yang diajarkan di sekolah yaitu sekolah dasar dan sekolah menengah. Matematika sekolah berguna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai seorang pendidik perlu meningkatkan perhatian dan usaha dalam pembelajaran matematika di sekolah, sehingga pelajaran tetap mengacu pada perkembangan pribadi siswa dengan tidak mengorbankan karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif, abstrak dan konsisiten.
Penyajian matematika disesuaikan dengan perkiraan perkembangan intelektual siswa, yaitu dengan mengaitkan materi yang disampaikan dengan realitas di sekitar siswa. Pola pikir matematika sebagai ilmu adalah deduktif. Namun dalam proses pembelajaran di sekolah dapat digunakan pola pikir induktif. Tujuan pendidikan matematika sekolah memuat tujuan yang bersifat formal dan tujuan yang bersifat material. Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada kemampuan menerapkan matematika dan keterampilan matematika. Sedangkan tujuan yang bersifat material antara lain karena tuntutan lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh sistem evaluasi regional ataupun rasional. Ini mengakibatkan banyak orang menganggap bahwa tujuan pendidikan matematika hanyalah didomain kognitif saja.
Nilai terhadap ahli matematika telah dikembangkan sebagai bagian dari suatu disiplin dengan kekuatan logis dan estetika. Matematika sekolah memperkenalkan beberapa kepentingan dari beberapa hak-hak yang istimewa dalam masyarakat, disebabkan oleh fungsi sosial yang khusus dalam matematika sebagai penyaring kritikan dalam syarat menuju prestasi yang lebih baik. Jadi nilai-nilai yang tersembunyi dalam matematika dan matematika sekolah memenuhi dominasi kebudayaan dalam masyarakat dalam suatu sekolah.
Dalam pembelajaran matematika harus disadari akan keberadaan akan dimensi ruang dan waktu. Kesadaran dimensi ruang yaitu suatu kesadaran akan keberadaan siswa sebagai peserta didik dengan memperhatikan keadaan siswa, proses pembelajaran siswa. Sedang dimensi ruang adalah suatu kesadaran akan karakteristik siswa yang dapat diperhatikan dari umur dan perkembangan intelektualnya.
Guru harus berusaha menjadikan siswa tertarik belajar matematika, membuang sikap negatif terhadap matematika dan sadar akan peranan matematika dalam kehidupan. Merubah pandangan siswa yang menganggap metematika adalah pelajaran yang membosankan, penuh dengan angka dan perhitungan yang tiada arti. Guru harus menjadikan pelajaran matematika adalah pelajaran yang menarik, indah dan penuh makna sehingga siswa dapat membuang anggapannya tentang matematika yang merupakan robot di siang bolong. Guru dapat menerapkan berbagai macam metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, menjadikan matematika adalah suatu kebutuhan. Sehingga siswa memperoleh kesadaran diri dan mengerti arti matematika yang sesungguhnya, menjadikan matematika sebagai taman yang indah dan tempat yang nyaman.
Matematika adalah seni, matematika adalah alat berfikir yang berdasar logika. Berfikir matematika dapat melatih kesabaran, menjadikan pembelajar matematika mencintai kejujuran dan selalu mencari kebenaran, matematika tidak mengenal adanya prasangka dan intuisi. Matematika adalah ilmu yang bersifat universal dan dikenal diseluruh dunia. Matematika dapat dipelajari kapan dan dimanapun kita berada. Matematika sebagai alat pemersatu yang dapat mempesatukan pelajar di seluruh dunia melalui simbol-simbol matematika yang sifatnya universal.
Matematika dapat dipelajari di seluruh dunia, matematika adalah kebutuhan dunia. Belajar matematika dapat meningkatkan kreatifitas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan, member kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan berbagai cara sehingga siswa sadar keberadaan matematika sebagai kegiatan problem solving, kegiatan imajinasi.
Matematika adalah kegiatan sosial. Permasalahan dalam matematika dapat dipecahkan melalui kegiatan kelompok. Dimana dalam pembelajarannya siswa dapat dibentuk kedalam kelompok, agar siswapun dapat bekerja sama, saling membantu, saling mengenal satu dengan yang lainnya, siswa dapat saling menghargai, saling bertukar pikiran, membuka diri dan ikhlas menerima masukan dari orang lain. Matematika melatih siswa untuk mampu menarik suatu kesimpulan berdasar pada kesepakatan.

B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa ini bukan hanya penyampaian pesan yang berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Dalam pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai usaha guru dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran matematika. Matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan biasanya pelajaran ini tidak diminati oleh kebanyakan siswa pada umumnya. Padahal, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dijadikan tolok ukur kelulusan siswa pada jenjang pendidikan, hal itu tercermin dari matematika menjadi mata Ujian Nasional.
Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep sehingga siswa mengalami kesulitan belajar matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pendekatan,model, dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru supaya siswa tertarik belajar matematika.
Guru harus dapat membebaskan diri dari paradigma mengajar dan pembelajaran lama, yang memiliki ciri diantaranya sebagai berikut:
* Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru
* Siswa ditempatkan sebagai obyek yang harus 'mau tidak mau' menerima ilmu dari guru
* Guru sebagai satu-satunya sumber belajar
* Siswa dianggap sebagai mahluk yang tidak dapat mencari pengetahuan, informasi, dan ilmu dari sumber lain
Saatnya para guru membuka pikiran/wawasannya, menyadari perannya sebagai pelayan bagi kebutuhan belajar siswa yang heterogen di kelas/sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua hal yang patut kita/ guru renungkan untuk kemudian berusaha kita wujudkan, yaitu:
* Membudayakan kelas matematika yang produktif (Van de Walle, 2008: 31); dan
* Melakukan Pengembangan Pengajaran/ Pembelajaran yang efektif (Van de Walle, 2008: 35)
Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
* Membudayakan kelas matematika yang produktif
Ciri-ciri budaya kelas matematika yang produktif adalah:
1. Ide-ide adalah penting, tidak perduli milik siapa ide tersebut. Para siswa dapat memiliki ide-ide mereka sendiri dan membaginya dengan yang lain.
2. Ide-ide harus dipahami bersama-sama di dalam kelas. Setiap siswa harus menghargai ide-ide dari temannya dan mencoba memiliki dan memahaminya.
3. Kepercayaan harus dibangun dengan pemikiran bahwa membuat kesalahan tidak menjadi soal. Para siswa harus menyadari bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk berkembang.
* Melakukan Pengembangan Pengajaran/Pembelajaran yang efektif,diantaranya dengan:
- Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pemahaman mereka.
- Pengetahuan dan pemahaman adalah unik bagi setiap siswa.
- Berpikir reflektif adalah unsur yang paling penting untuk belajar secara efektif.
- Lingkungan sosial budaya berpengaruh terhadap peningkatan perkembangan ide matematika siswa.
Model-model untuk ide-ide matematika membantu siswa mengungkapkan dan memperbincangkan ide-ide matematika.
Pembelajaran yang efektif merupakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Tugas guru untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran bukanlah tugas yang sederhana tetapi memerlukan kajian secara teoritis dan bercermin dari pengalaman diri maupun orang lain.
Usaha yang dapat ditempuh guru dalam melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah dengan :
* Memotivasi siswa.
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih aktif terlibat pada proses pembelajaran sebaliknya siswa yang motivasinya rendah cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat peserta didik untuk beraktifitas.
Adapun motivasi berfungsi untuk :
a. Mendorong siswa untuk beraktifitas.
b. Sebagai pengarah.
Untuk bisa memotivasi siswa, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Memperjelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Membangkitkan minat siswa.
- Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
- Memberikan pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
- Memberikan penilaian.
- Memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
- Menciptakan kompetisi dan kerja sama.Membangkitkan motivasi ada kalanya dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran. Namun cara tersebut digunakan dalam kasus tertentu.
* Menerapkan Model Pembelajaran yang inovatif.
Guru pada hakekatnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul berat tanggung jawab kemanusiaan, khususnya berkaitan dengan proses pendidikan. Betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban guru sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran.
Model-model pembelajarannya antara lain :
a) Pembelajaran Kooperatif.
b) Pengajaran berdasarkan masalah
c) Pengajaran dan pembelajaran kontekstual
d) Pembelajaran model diskusi kelase) Model pembelajaran inkuiri dll.
* Menerapkan penilaian kelas yang dapat memotivasi siswa.
Penilaian dalam pengajaran tidak hanya dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Dengan penilaian dapat merangsang siswa untuk berkompetisi dalam pembelajaran, karena pada dasarnya peserta didik merasa puas jika hasil karya mereka dikompetisikan (dinilai). Penilaian yang memotivasi terhadap peserta didik harus mencakup aspek antara lain : (Ahmad Rohani,2004:169)
a. Kemampuan peserta didik.
b. Minat, perhatian dan motivasi belajar peserta didik.
c. Kebiasaan belajar.
d. Pengetahuan awal dan prasyarat.
e. Karakteristik peserta didik
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya. Sasaran penilaian adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, alat penilaiannya hendaknya komprehensif meliputi tes dan non tes sehingga diperoleh hasil / gambar yang obyektif. Penilaian kelas seharusnya dapat mengukur semua kemampuan siswa, sehingga siswa akan merasa termotivasi untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
* Melakukan pengelolaan kelas yang tepat.
T indakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif.
Pengelolaan kelas dapat berupa pengaturan peserta didik, pengaturan fasilitas, pengaturan lingkungan. Pengelolaan kelas berkaitan dengan kegiatan pengajaran yang dikelola sebelum, selama dan sesudah pembelajaran



DAFTAR PUSTAKA

Euis Kurniawati. 2008. Usaha Guru Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika (Antara Teori dan .... membantu siswa mengungkapkan dan memperbincangkan ide-ide matematika).
http://myaghnee.blogspot.com/2009/01/usaha-guru-dalam-melibatkan-siswa-dalam.html. Diambil pada tanggal 27 mei 2009.
http://myaghnee.blogspot.com/2008_12_07_archive.html. Diakses pada tanggal 29 mei 2009.

Rabu, 06 Mei 2009

Elegi Perbincangan Segitiga

Elegi Perbincangan Segitiga
Oleh : Kesi Rusdiana Dewanti

Garis AB :
Di manakah aku berada?
Garis BC :
Tergantung di mana engkau berdiri.
Garis AB :
Maksudnya?
Garis BC :
Jika engkau berdiri di atas lembaran kertas, maka engkau berada di sebuah buku.
Garis AB :
Apakah aku bercabang?
Garis BC :
Bukan engkau lurus.
Garis AB :
Mengapa?
Garis BC :
Karena tidak semua hal/ benda di dunia ini bercabang.
Garis AB :
Bukankah hati itu bercabang?
Garis BC :
Hati itu tidak bercabang. Tapi haruslah tetap lurus pada satu keyakinan, karena hati merupakan komandan.
Garis AB :
Baik kalau begitu. Setelah aku pikir-pikir ternyata aku mempunyai sifat.

Garis BC :
Apakah sifatmu itu?
Garis AB :
Sebenar-benar diriku adalah sisi yang lurus.
Garis BC :
Kalau begitu tiadalah berbeda sifatmu itu dengan sifatku.
Garis AB :
Kalau begitu kita berdua berketetapan hati bahwa kita adalah sisi-sisi yang lurus.
Garis BC :
Oh iya, senyatanya aku masih bingung di manakah diriku berada?
Garis AB :
Tergantung di mana engkau berdiri.
Garis BC :
Maksudnya?
Garis AB :
Jika engkau berdiri serong terhadapku maka sebenar-benar engkau memotong terhadap diriku.
Garis BC :
Baiklah. Kalau begitu marilah kita deklarasikan perihal sifat kita tersebut.
Garis AC :
Wahai garis AB dan garis BC, mengapa engkau telah berbuat lancang telah mendeklarasikan perihal sifatmu itu tanpa meminta ijin terlebih dulu kepadaku?
Garis AB dan Garis BC berkata bersama :
Wahai garis AC, sebetulnya engkau itu merdeka atas diri kami, maka terserahlah dirimu. Engkau boleh ada juga boleh tidak ada di situ. Tetapi jika engkau ada di situ maka engkau juga boleh menentukan sembarang sifatmu.
Garis AC :
Baik kalau begitu . Ketahuilah bahwa sebetulnya sifat-sifatmu itu sama dengan sifat yang terkandung dalam diriku. Tetapi aku mempunyai sebuah persyaratan.
Garis AB dan Garis BC berkata bersama :
Apa persyaratanmu itu?
Garis AC :
Sebenar diriku berada serong terhadap engkau berdua.
Garis AB dan Garis BC berkata bersama :
Karena ternyata kita semua memmenuhi sifat yang sama. Bagaimana kalau kita membentuk sebuah nama yaitu segitiga.
Garis AC :
Baiklah, sebuah nama yang sangat bagus. Aku setuju.
Segitiga :
Kalau begitu marilah kita deklarasikan perihal sifat-sifat kita tersebut.
Titik A :
Wahai segitiga, mengapa engkau telah berbuat lancang telah mendeklarasikan perihal sifatmu itu tanpa meminta ijin terlebih dulu kepadaku?
Segitiga :
Wahai titik A, sebetulnya engkau itu merdeka atas diriku.Apapun keadaanku maka terserahlah dirimu. Engkau boleh ada juga boleh tidak ada di situ. Tetapi jika engkau ada di situ maka engkau juga boleh menentukan sembarang sifatmu.
Titik A :
Baik kalau begitu. Sebetulnya sifatku mempunyai syarat dan syaratku adalah asalkan terjadi perpotongan antara dua bagian dari dirimu yaitu antara garis AB dan garis AC. Itulah sebenar-benar diriku.
Segitiga :
Jadi dengan syaratmu itu, sebenar-benar dirimu adalah bagian dari diriku. Maka bergabunglah dengan diriku.
Titik A :
Baiklah. Aku setuju.
Titik B :
Wahai segitiga mengapa engkau telah lancang dan egois terhadapku?
Segitiga :
Maksudmu?
Titik B :
Engkau telah berani mengajak titik A gabung denganmu tanpa mengajakku?

Segitiga :
Memang apakah dirimu itu bagian dari diriku?
Titik B :
Yaiyalah… Sebenar-benar diriku terjadi karena perpotongan dua bagian dari dirimu.
Segitiga :
Apakah iya, kalau iya bagian dari diriku yang mana?
Titik B :
Ya tentunya garis AB dan garis BC.
Segitiga :
Sebentar saya pikir dulu….Baiklah karena demikian, jadi sebenar-benar dirimu adalah bagian dari diriku. Maka bergabunglah dengan bagian dari diriku yang lain.
Titik B :
Oke.
Titik C :
Sungguh aku sangat kecewa dengan dirimu segitiga.
Segitiga :
Kenapa?
Titik C :
Karena senyatanya engkau telah melupakanku.
Segitiga :
Oh maaf sekali, melupakan apa?
Titik C :
Sebenar-benar diriku kan bagian dari dirimu. Mengapa engkau tak menganggapku?
Segitiga :
O..ya..kalau memang dirimu adalah bagian dari diriku, tunjukkanlah.
Titik C :
Baik. Senyatanya sifatku sama dengan titik A dan titik B. Yakni aku terjadi karena perpotongan dua bagian dari dirimu.
Segitiga :
Apakah itu?
Titik C :
Garis AC dan garis BC.
Segitiga :
Baiklah sifatmu itu aku terima. Dan maaf sekali aku telah mengabaikanmu.
Segitiga :
Karena sebenar-benar titik A, titik B dan titik C mempunyai sifat yang sama dan juga merupakan bagian dari diriku maka kalian akan aku gabung menjadi satu nama yaitu titik sudut.
Titik A, Titik B dan Titik C berkata bersama :
Oke, kami setuju.
Sudut :
Wahai titik sudut, apakah engkau lupa akibat dari dirimu?
Titik Sudut :
Maksudmu?
Sudut :
Engkau ada maka aku pun ada.
Titik Sudut :
Lalu?
Sudut :
Engkau bagian dari segitiga maka aku pun sama.
Titik Sudut :
Kok bisa?
Sudut :
Ya bisalah, diriku terjadi akibat dari dirimu, sedang dirimu adalah bagian dari segitiga, maka sebenar-benar diriku juga bagian dari segitiga.
Titik Sudut :
Baiklah. Kalau begitu tunjukkanlah bahwa dirimu adalah bagian dari diriku.
Sudut :
Sebenar-benar diriku terbagi menjadi 3 bagian.
Titik Sudut :
Apa sajakah itu?

Sudut :
Sudut , sudut β dan sudut γ.
Titik Sudut :
O..ya, lalu tunjukkanlah masing-masing bagian dirimu adalah bagian dari diriku.
Sudut :
Baiklah.
Sudut :
Tidak…tidak…biar aku tunjukkan sendiri bahwa sebenar-benar diriku adalah bagian dari dirimu titik sudut.
Titik Sudut :
Silahkan.
Sudut :
Aku terjadi akibat bagian dari dirimu titik sudut.
Titik Sudut :
Kenapa?
Sudut :
Karena titik A maka terjadilah diriku, di mana titik A adalah perpotongan dari garis AB dan garis AC. Itulah sebenar-benar diriku.
Titik Sudut :
Ouw begitu, baiklah aku terima. Lalu sudut β?
Sudut β :
Aku pun sama. Karena titik B maka terjadilah diriku.
Titik Sudut :
Kok bisa?


Sudut β :
Karena perpotongan garis AB dan garis BC yang mengakibatkan titik B maka terjadilah sudut. Dan sebenar-benar sudut tersebut adalah diriku.
Titik Sudut :
Oke. Dan selanjutnya.
Sudut γ :
Sebenar-benar diriku adalah akibat dari titik C. Diriku adalah sudut yang diapit antara garis AC dan garis BC.
Sudut , sudut β dan sudut γ berkata bersama :
Karena kami mempunyai sifat yang sama maka kami sepakat untuk bergabung menjadi satu nama menjadi sudut.
Titik Sudut :
Baiklah. Kini aku paham bahwa dirimu adalah bagian dari diriku. Dan sebenar-benar diriku dan dirimu adalah bagian dari segitiga.
Segitiga :
Sebenar-benar diriku adalah tersusun oleh 3 buah garis lurus. Dan sebenar-benar diriku mempunyai titik sudut dan sudut.
Elegi Menggapai Sehat
Oleh : Kesi Rusdiana Dewanti


X : Bagaimana keadaanmu sekarang?
Y : Sehat.
X : Apakah sehat itu menyenangkan?
Y : Bisa ya bisa juga enggak.
X : Kenapa sehat enggak menyenangkan?
Y : Sehat itu capek.
X : Bilamana sehat itu menyenangkan?
Y : Bila kita sehat jasmani.
X : Tetapi apakah sehat selalu jasmani?
Y : Belum tentu.
X : Mengapa?
Y : Karena sehat juga bisa sehat rohani.
X : Ada berapa sehat itu?
Y : Bisa satu bisa banyak.
X : Bilamana sehat itu satu?
Y : Sehat itu satu jika terdapat hanya satu orang yang sehat.
X : Bilamana sehat itu banyak?
Y : Bilamana terdapat banyak orang yang sehat.
X : Kapan sehat itu?
Y : Bisa sebelum dan bisa juga sesudah.
X : Kapan sehat itu sebelum?
Y : Sehat itu sebelum sakit
X : Kapan sehat itu sesudah?
Y : Sehat itu sesudah sakit
X : Lalu, di manakah sehat itu?
Y : Sehat itu ada di mana-mana. Bisa di sini bisa juga di sana.
X : Apakah sehat yang di sini?
Y : Sehat yang di sini adalah sehat yang sedang aku rasakan.
X : Kalau sehat yang di sana?
Y : Sehat yang di sana adalah sehat yang dirasakan oleh orang lain, mungkin temanku, ibuku, nenekku, dsb.
X : Di manakah sehat itu?
Y : Dia di akhir.
X : Sehat itu di akhir apa?
Y : Sehat itu di akhir sakit.
X : Apakah sehat itu?
Y :Bisa sehat akal dan pikiran.
X : Apa yang dimaksud sehat akal dan pikiran?
Y : Sehat itu dapat berpikir jernih.
X : Apakah itu sehat akal dan pikiran?
Y : Sehat itu dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
X : Apakah sehat itu?
Y : Dia adalah harta terbesarku.
X : Apakah harta terbesarmu yang lain?
Y : Harta terbesarku yang lain adalah kebahagiaan.
X : Apa nama lain dari sehat?
Y : Inggrisnya sehat adalah health.
X : Lalu apa bedanya sehat dan sakit?
Y : Tidak lazim menyebut sembuh dari sehat, yang lazim adalah sembuh dari sakit.
X : Di manakah sehat itu?
Y : Bisa di dalam atau di luar pikiranku.
X : Apakah fungsi sehat itu?
Y : Bisa konotatif bisa juga denotatif.
X : Apa yang dimaksud sehat berfungsi denotatif?
Y : Sehat berfungsi denotatif jika sehat setelah sakit dan sebelum sakit.
X : Apa yang dimaksud sehat konotatif itu?
Y : Sehat konotatif artinya mulai kuliah dan mulai komentar di kolom komen Pak Marsigit.
X : Apakah harga sehat itu?
Y : Sehat sangat berharga, karena dia anugerah terbesarku.
X : Apakah ruginya tidak sehat itu?
Y : Ruginya tidak sehat jika aku sakit tidak bisa masuk kuliah dan tidak ikut ujian sisipan I Filsafat.
X : Kenapa engkau selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku?
Y : Karena aku adalah pengetahuanmu.
X : Di manakah domisilimu itu?
Y : Di dasar gunung es.
X : Gunung es yang mana?
Y : Gunung es sehat.

Rabu, 18 Maret 2009

FILSAFAT DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

FILSAFAT DALAM PRESPEKTIF SEJARAH

Filsafat dan sejarah, kedua kata itu mungkin dapat kita artikan satu persatu. Filsafat adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, sedangkan sejarah jika ditinjau secara umum bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari segala hal yang terjadi di masa lampau. Jika kedua pengertian itu digabungkan maka akan muncul pngertian bahwa filsafat sejarah merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari rangkaian keilmuan filsafat secara umum.Bagian integral yang berpengaruh dalam memahami dan mengkaji sejarah dari sudut pandang filsafat.Memandang sejarah bukan hanya masa lampau namun juga menjadi unsur perubahan dari masa ke masa.
Dari pengertian itu, jika mempelajari filsafat sejarah berarti kita akan mengenal beberapa tokoh filsafat dan secara sadar kita akan mengenal pula beberapa aliran dalam filsafat. Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar belakang agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat Kristen”.

A. Beberapa tokoh Filsafat Barat, diantaranya:
1. Immanuel Kant
Immanuel Kant (Königsberg, 22 April 1724 - Königsberg, 12 Februari 1804) adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan:
· Apakah yang bisa kuketahui?
· Apakah yang harus kulakukan?
· Apakah yang bisa kuharapkan?
Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut:
· Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indria. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja, hanyalah ide.
· Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan.
· Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.
Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan menjadi pertanyaan keempat: “Apakah itu manusia?”.
2. Rene Descrates
René Descartes (lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – wafat di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun), juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).
Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir.
Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am)
Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.
3. Jean-Paul Satre
Jean-Paul Sartre (Paris, 21 Juni 1905 – id. 15 April 1980) adalah seorang filsuf dan penulis Perancis. Ialah yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence précède l'essence). Manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Karena itu, menurut Sartre selanjutnya, satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia (L'homme est condamné à être libre).
Pada tahun 1964 ia diberi Hadiah Nobel Sastra, namun Jean-Paul Sartre menolak. Ia meninggal dunia pada 15 April 1980 di sebuah rumah sakit di Broussais (Paris). Upacara pemakamannya dihadiri kurang lebih 50.000 orang.
Pasangannya adalah seorang filsuf wanita bernama Simone de Beauvoir. Sartre banyak meninggalkan karya penulisan diantaranya berjudul Being and Nothingness atau Ada dan Ketiadaan.
Selain ketiga tokoh diatas, masih banyak filsuf barat yang perlu di ketahui. Diantaranya. Plato, Thomas Aquines, George Hegel dan masih bayak lagi.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
· Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya.
· Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berbagai cabang ilmu pengetahuan (sains) yang dikenal sekarang.
· Aksiologi membahas masalah nilai atau norma sosial yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
· Etika membahas tentang perilaku menuju kehidupan yang baik. Di dalamnya dibahas aspek kebenaran, tanggung jawab, peran, dan sebagainya.
· Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
B. Beberapa tokoh Filsafat Timur, diantaranya: Siddharta Gautama/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.
C. Beberapa tokoh Filsafat Timur Tengah, diantaranya: Avicenna(Ibnu Sina), IbnuTufail, Kahlil Gibran (aliran romantisme; kalau boleh disebut begitu)dan Averroes. Filsafat Islam
D. Filsafat Islam
merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan
E. ‘‘‘Filsafat Kristen’’’ mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya. Tak heran, filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas, Santo Bonaventura, dsb.
Selain filsuf-filsuf diatas, masih banyak filsuf lain yang telah mengemukakan teori-teorinya yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Diantaranya adalah:
1. Blaise Pascal
Blaise Pascal (1623-1662) berasal dari Perancis. Minat utamanya ialah filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung.
2. Galileo Galilei
Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 – wafat di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.
Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai observasi astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari.
Akibat pandangannya yang disebut terakhir itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.[2]
Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.
//
Biografi
Galileo Galilei dilahirkan di Pisa, Tuscany pada tanggal 15 Februari 1564 sebagai anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi asal Florence, dan Giulia Ammannati. Ia sudah dididik sejak masa kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.
Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Di tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Copernicus, teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella, Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, memberikan anggapan bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.
Galileo menulis Saggiatore di tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623. Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, di tahun itu pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di Siena.
Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8 Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri saat ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.
Astronomi
Tidak seperti yang dipercaya sebagian orang, Galileo tidak menciptakan teleskop tapi ia telah menyempurnakan alat tersebut. Ia menjadi orang pertama yang memakainya untuk mengamati langit, dan untuk beberapa waktu, ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa membuat teleskop sebagus itu. Awalnya, ia membuat teleskop hanya berdasarkan deskripsi tentang alat yang dibuat di Belanda pada 1608. Ia membuat sebuah teleskop dengan perbesaran 3x dan kemudian membuat model-model baru yang bisa mencapai 32x. Pada 25 Agustus 1609, ia mendemonstrasikan teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil kerjanya juga membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang memanfaatkan teleskopnya untuk keperluan pelayaran. Pengamatan astronominya pertama kali diterbitkan di bulan Maret 1610, berjudul Sidereus Nuncius.
Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet.
Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahari, diperkirakan astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama. Selain itu, Galileo juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri", tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan adalah bola sempurna.
Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.
3. Nicolaus Copernicus
Niklas Koppernigk (latin: Nicolaus Copernicus; bahasa Polandia Mikołaj Kopernik; lahir di Toruń, 19 Februari 1473 – wafat di Frombork, 24 Mei 1543 pada umur 70 tahun) adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib. Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teorinya memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia lainnya. Universitas Nicolaus Copernicus di Torun, didirikan tahun 1945, dinamai untuk menghormatinya.
“Ada beberapa 'pembual' yang berupaya mengkritik karya saya, padahal mereka sama sekali tidak tahu matematika, dan dengan tanpa malu menyimpangkan makna beberapa ayat dari Tulisan-Tulisan Kudus agar cocok dengan tujuan mereka, mereka berani mengecam dan menyerang karya saya; saya tidak khawatir sedikit pun terhadap mereka, bahkan saya akan mencemooh kecaman mereka sebagai tindakan yang gegabah”.
Nikolaus Kopernikus menulis kata-kata yang dikutip di atas kepada Paus Paulus III. Kopernikus mencantumkan kata-kata itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (Mengenai perputaran Bola-Bola Langit), yang diterbitkan pada thaun 1543. Mengenai pandangan yang dinyatakan dalam karyanya ini, Christoph Clavius, seorang imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, "Teori Kopernikus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah". Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, "Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi".
//
Latar Belakang Pemuda yang Haus Pengetahuan
Lahir pada tanggal 19 Februari 1473 di Toruń, yang pada waktu itu di bawah kekuasaan suatu ordo Kristen bernama Ordo Teutonicum, nama aslinya ialah Niklas Koppernigk (Mikołaj Kopernik, dalam bahasa Polandia yang merupakan bahasa sehari-hari pada waktu itu). Baru belakangan, sewaktu ia mulai menulis karya akademinya, ia menggunakan nama Latin, Nicolaus Copernicus. Ayahnya, seorang saudagar yang berdagang di Toruń, mempunyai empat anak; Nicolaus adalah si bungsu. Sewaktu Nicolaus berusia 11 tahun, ayahnya meninggal. Seorang paman, bernama Lucas Waczenrode, mengasuh Nicolaus dan saudara-saudara kandungnya. Ia membantu Nicolaus memperoleh pendidikan yang baik, menganjurkannya untuk menjadi imam.
Pendidikan Nicolaus dimulai di kampung halamannya, tetapi belakangan dilanjutkan di Chełmno yang tidak jauh dari situ. Di sana ia belajar bahasa Latin dan mempelajari karya para penulis kuno. Pada usia 18 tahun, ia pindah ke Kraków, ibu kota Polandia saat itu. Di kota ini ia kuliah di universitas dan mengajar dan mengejar hasratnya akan astronomi. Setelah ia menyelesaikan pendidikannya di Kraków, paman dari Nikolaus — yang pada waktu itu telah menjadi uskup di Warmia — memintanya untuk pindah ke Frombork, sebuah kota di Laut Baltik. Waczenrode ingin kemenakannya menduduki jabatan staf katedral.
Akan tetapi, Nicolaus yang berusia 23 tahun ingin memuaskan dahaganya akan pengetahuan dan berhasil membujuk pamannya untuk mengizinkan dia mempelajari hukum gereja, kedokteran, dan matematika di berbagai universitas di Bologna dan Padua, Italia. Di sana, Nicolaus bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi. Sejarawan Stanisław Brzostkiewicz mengatakan bahwa ajaran Pomponazzi telah "membebaskan pikiran astronom muda ini dari cengkraman ideologi abad pertengahan".
Di waktu senggangnya, Copernicus mempelajari karya para astronom zaman dahulu, menjadi begitu larut dalam karya tersebut sampai-sampai ketika ia mengetahui karya Latin itu tidak lengkap, ia mempelajari bahasa Yunani agar dapat meneliti naskah aslinya. Pada akhir pendidikannya, Nicolaus telah menjadi doktor hukum gereja, matematikawan, dan dokter. Ia juga pakar bahasa Yunani, menjadi orang pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen dari bahasa Yunani langsung ke bahasa Polandia.
Menelurkan Teori yang Revolusioner
Sepulangnya ke Polandia, pamannya melantik dia sebagai sekretaris, penasihat, dan dokter pribadinya — suatu kedudukan yang bergensi. Selama puluhan tahun berikutnya, Nicolaus menjabat berbagai kedudukan administratif, baik di bidang agama maupun sipil. Meski sangat sibuk, ia melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner—bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya, bergerak mengitari matahari.
Teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai "fakta" bahwa matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.
Copernicus bukanlah orang yang pertama yang menyimpulkan bahwa bumi berputar mengitari matahari. Astronom Yunani Aristarkhus dari Samos telah mengemukakan teori ini pada abad ketiga SM. Para pengikut Pythagoras telah mengajarkan bahwa bumi serta matahari bergerak mengitari suatu api pusat. Akan tetapi, Ptolemeus menulis bahwa jika bumi bergerak, "binatang dan benda lainnya akan bergelantungan di udara, dan Bumi akan jatuh dari langit dengan sangat cepat". Ia menambahkan, "sekadar memikirkan hal-hal itu saja tampak konyol".
Ptolemeus mendukung gagasan Aristoteles bahwa bumi tidak bergerak di pusat alam semesta dan dikelilingi oleh serangkaian bola bening yang saling bertumpukan, dan bola-bola itu tertancap matahari, planet-planet, dan bintang-bintang. Ia menganggap bahwa pergerakan bola-bola bening inilah yang menggerakan planet dan bintang. Rumus matematika Ptolemeus menjelaskan, dengan akurasi hingga taraf tertentu, pergerakan planet-planet di langit malam.
Namun, kelemahan teori Ptolemeus itulah yang mendorong Copernicus untuk mencari penjelasan alternatif atas pergerakan yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya, Kopernikus merekonstruksi peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu. Walaupun sederhana dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkan dia menghitung jarak relatif antara planet-planet dan matahari. Selama bertahun-tahun, ia berupaya menetukan secara persis tanggal-tanggal manakala para pendahulunya telah membuat beberapa pengamatan penting di bidang astronomi. Diperlengkapi dengan data ini, Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta.
Kontroversi atas Manuskrip
Copernicus menggunakan tahun-tahun terakhir kehidupannya untuk memperbaiki dan melengkapi berbagai argumen dan rumus matematika yang menopang teorinya. Lebih dari 95 persen dokumen akhir itu memuat perincian teknis yang mendukung kesimpulannya. Dokumen tulisan tangan orisinal ini masih ada dan disimpan di Universitas Jagiellonian di Kraków, Polandia. Dokumen ini tidak berjudul. Oleh karena itu, astronom Fred Hoyle menulis, "Kita benar-benar tidak tahu bagaimana Copernicus ingin menamai bukunya itu".
Bahkan sebelum karya itu diterbitkan, isinya telah membangkitkan minat. Copernicus telah menerbitkan sebuah rangkuman singkat tentang gagasannya dalam sebuah karya yang disebut Commentariolus. Alhasil, laporan tentang penelitiannya sampai ke Jerman dan Roma. Pada awal tahun 1533, Paus Klemens VII mendengar tentang teori Copernicus. Dan, pada tahun 1536, Kardinal Schönberg menyurati Copernicus, mendesak dia untuk menerbitkan catatan lengkap gagasannya. Georg Joachim Rhäticus, seorang profesor di Universitas Wittenberg di Jerman, begitu penasaran oleh karya Copernicus sampai-sampai ia mengunjungi Copernicus dan akhirnya menghabiskan waktu bersamanya selama dua tahun. Pada tahun 1542, Rhäticus membawa pulang sebuah salinan manuskrip itu ke Jerman dan menyerahkannya kepada seorang tukang cetak bernama Petraeius dan seorang juru tulis sekaligus korektor tipografi bernama Andreas Osiander.
Osiander menjuduli karya itu De revolutionibus orbium coelestium (Mengenai Perputaran Bola-Bola Langit). Dengan mencantumkan frasa “bola-bola langit”, Osiander menyiratkan bahwa karya itu dipengaruhi oleh gagasan Aristoteles. Osiander juga menulis kata pengantar anonim, yang menyatakan bahwa hipotesis dalam buku itu bukanlah artikel tentang iman dan belum tentu benar. Copernicus tidak menerima salinan dari buku yang dicetak itu, yang diubah dan dikompromikan tanpa seizinnya, sampai hanya beberapa jam sebelum kematiannya pada tahun 1543.
Dalam pemikiran manusia, ia juga “menghentikan matahari dan menggerakkan bumi”.
"Mengenai Perputaran" — Karya yang Revolusioner
Perubahan yang dibuat Osiander pada mulanya meluputkan buku itu dari kecaman. Asronom dan fisikawan Italia, Galileo, belakangan menulis, "Sewaktu dicetak, buku itu diterima oleh Gereja suci dan telah dibaca dan dipelajari oleh setiap orang tanpa sedikit pun kecurigaan bahwa gagasan ini bertentangan dengan doktrin-doktrin gereja. Namun, mengingat sekarang ada berbagai pengalaman dan bukti penting yang memperlihatkan bahwa gagasan itu memiliki bukti yang kuat, muncullah orang-orang yang hendak mendiskreditkan pengarangnya tanpa membaca bukunya sedikit pun".
Kaum Lutheran merupakan yang pertama-tama menyebut buku itu "tidak masuk akal". Gereja Katolik, meski pada mulanya tidak menyatakan kecaman, memutuskan bahwa buku itu bertentangan dengan doktrin resminya dan pada tahun 1616 mencantumkan karya Copernicus ke dalam buku-buku terlarang. Buku itu baru dicabut dari daftar ini pada tahun 1828. Dalam kata pengantarnya untuk terjemahan bahasa Inggris dari buku itu, Charles Glenn Wallis menjelaskan, "Pertikaian antara Katolik dan Protestan membuat kedua sekte itu takut pada skandal apa pun yang tampaknya dapat merongrong respek terhadap Kegerejaan Alkitab, dan akibatnya mereka menjadi terlalu harfiah dalam membaca ayat Alkitab dan cenderung mengutuki setiap pernyataan yang dapat dianggap sebagai penyangkalan atas setiap penafsiran harfiah dari setiap ayat dalam Alkitab". Sebagai contoh, kisah yang dicatat di Yosua 10:13, yang menceritakan tentang matahari yang dibuat tidak bergerak, digunakan untuk menegaskan bahwa matahari, bukan bumi, yang biasanya bergerak. Mengenai anggapan bahwa teori Kopernikus bertentangan dengan ajaran Alkitab, Galileo menulis, " [Copernicus] tidak mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul bahwa jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-ayatnya dipahami denagn benar".
Dewasa ini, Copernicus disanjung oleh banyak orang sebagai Bapak Astronomi Modern. Memang, uraiannya tentang alam semesta telah dimurnikan dan diperbaiki oleh ilmuwan yang tekemudian, seperti Galileo, Kepler, dan Newton. Akan tetapi, astofisikawan Owen Gingerich mengomentari, "Copernicuslah yang dengan karyanya memperlihatkan kepada kita bagaimana rapuhnya konsep ilmiah yang sudah diterima untuk waktu yang lama". Melalui penelitian, pengamatan, dan matematika, Kopernikus menjungkirkbalikkan konsep ilmiah dan agama yang berurat berakar tetapi keliru. Dalam pemikiran manusia, ia juga “menghentikan matahari dan menggerakkan bumi”.
Kontroversi kewarganegaraan
Kewarganegaraan Copernicus mulai abad ke-19 menjadi bahan perdebatan sengit. Namun sebenarnya ia bisa dikategorisasikan baik sebagai warga Jerman maupun Polandia. Dalam bahasa Jerman namanya secara umum dieja sebagai Kopernikus dan merupakan versi Latin dari nama Jerman Koppernigk. Dalam bahasa Polandia namanya dieja sebagai Mikołaj Kopernik. Ibu Kopernikus yang bernama Barbara Watzenrode merupakan seorang warga Jerman. Sedangkan kewarganegaraan ayahnya tidak diketahui. Kota kelahirannya Toruń tidak lama sebelum ia lahir dikuasai raja-raja Polandia, sehingga ia bisa dianggap sebagai warga Polandia
4. Gottfried Leibniz
Gottfried Wilhem Leibniz atau kadangkala dieja sebagai Leibnitz atau Von Leibniz (1 Juli (21 Juni menurut tarikh kalender Julian) 164614 November 1716) adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen. Ia terutama terkenal karena faham Théodicée bahwa manusia hidup dalam dunia yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna. Faham Théodicée ini menjadi terkenal karena dikritik dalam buku Candide karangan Voltaire.
Selain seorang filsuf, ia adalah ilmuwan, matematikawan, diplomat, ahli fisika, sejarawan dan doktor dalam hukum duniawi dan hukum gereja. Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad ke-17 dan ke-18. Kontribusinya kepada subyek yang begitu luas tersebar di banyak jurnal dan puluhan ribu surat serta naskah manuskrip yang belum semuanya diterbitkan. Sampai sekarang masih belum ada edisi lengkap mengenai tulisan-tulisan Leibniz dan dengan ini laporan lengkap mengenai prestasinya belum dapat dilakukan.
Leibniz lahir di Leipzig dan meninggal dunia di Hannover.
Riwayat hidup singkat
Karir Leibniz secara singkat adalah berikut:
· 1646-1666: Tahun-tahun formatif
· 1666–74: Terutama bekerja pada Kurfürst Mainz, Johann Philipp von Schönborn, dan menterinya, Baron von Boineburg.
. 1672–76. Tinggal di Paris, dan membuat dua perjalanan penting ke London.
· 1676–1716. Mengabdi pada Keluarga Bangsawan Hannover.
. 1677–98. Menjadi punggawa, pertama dari Johann Friedrich dari Braunschweig-Lüneburg, lalu pada saudaranya, adipati, kemudian kurfuerst, Ernst August dari Hannover.
§ 1687–90. Bepergian secara luas di Jerman, Austria, dan Italia, mebuat penelitian mengenai buku yang diperintahkan oleh sang kurfürst mengenai sejarah Kelurga Braunschweig.
. 1698–1716: Mengabdi pada kurfurst Georg Ludwig dari Hannover.
. 1712–14. Tinggal di Wina. Ditunjuk menjadi anggota Dewan Kekaisaran pada tahun 1713 oleh Karl VI, Kaisar Romawi Suci, pada istana Habsburg di Wina.
. 1714–16: Georg Ludwig, setelah menjadi George I dari Britania Raya, melarang Leibniz mengikutinya ke London. Leibniz mengakhiri hayatnya dalam keadaan yang kurang lebih diterlantarkan.
Latar belakang
Leibniz lahir di kota Leipzig, Sachsen pada tahun 1646. Orang tuanya, terutama ayahnya Friedrich Leibniz sudah sejak awal membangkitkan rasa ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis dan falsafi. Ayahnya merupakan seorang ahli hukum dan profesor dalam bidang etika dan ibunya adalah putri seorang ahli hukum pula. Gottfried Leibniz telah belajar bahasa Yunani dan bahasa Latin pada usia 8 tahun berkat kumpulan buku-buku ayahnya yang luas. Pada usia 12 tahun ia telah mengembangkan beberapa hipotesa logika yang menjadi bahasa simbol matematika.
Pada tahun 1661 Leibniz mendaftarkan diri di Universitas Leipzig dan kuliah filsafat pada ahli teologi Johann Adam Schertzer dan teoretikus filsafat Jakob Thomasius. Pada tahun 1663 ia berubah universitas, sekarang di Universitas Jena untuk belajar lebih lanjut di bawah ahli matematika, fisika dan astronomi Erhard Wiegel untuk membedah pemikiran Pythagoras. Dengan usia 20 tahun ia ingin promosi dalam bidang doktor hukum, namun para profesor Leipzig menganggapnya terlalu muda. Leibniz maka pergi ke Nürnberg, untuk belajar lebih lanjut di Universitas Altdorf.
Munculnya Filsafat
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito.





Selasa, 17 Maret 2009

Referensi materi kuliah

Judul : Referensi Materi Kuliah Filsafat

Secara normal filsafat itu ada 3 ruang lingkup :
a. Area hakekat
b. Area metode
c. Area manfaat
Objek filsafat adalah segala sesuatu yang mungkin atau ada.
Objek filsafat ini bersifat :
a. Intensif : sedalam-dalamnya tidak ada tolak ukur, tetapi itu ada di dunia ini, ada di dalam pikiran kita.
b. Ekstensif : seluas-luasnya tidak ada tolak bandingnya.
Pengertian filsafat :
1. Filsafat merupakan olah pikir bagi siapa saja yang mau berpikir.
Modal dasar berfilsafat : sadar tentang diri sendiri, menempatkan keyakinan/ kebenaran/ Tuhan ditempatkan di tempat yang tidak bisa terjangkau oleh akal pikiran manusia.
2. Filsafat merupakan pikiran para filusufy.
3. Menurut metode Hermenetika :
Filsafat merupakan menterjemahkan sesuatu yang hidup dan kehidupan pasti berjalan dalam ruang dan waktu.
Sifat dari filsafat :
· Lembut, menembus semua urat nadi dan jiwa.
Sebesar-besar filsafat adalah kesadaran.
Tak ada seseorang pun di dunia ini yang tidak kena hakekat, kecuali satu orang yang tidak mau mengungkapkan adalah.
Sebenar-benarnya hidup itu adalah kapan dan manusia itu tidak akan bisa lepas dari kapan.