Kamis, 18 Juni 2009

USAHA GURU MEMPERBINCANGKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

USAHA GURU MEMPERBINCANGKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. MATEMATIKA
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika merupakan sarana berfikir logis yang berdasar pada pola pikir deduktif. Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga setiap peserta didik harus menguasai matematika.
Matematika sekolah merupakan matematika yang diajarkan di sekolah yaitu sekolah dasar dan sekolah menengah. Matematika sekolah berguna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai seorang pendidik perlu meningkatkan perhatian dan usaha dalam pembelajaran matematika di sekolah, sehingga pelajaran tetap mengacu pada perkembangan pribadi siswa dengan tidak mengorbankan karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif, abstrak dan konsisiten.
Penyajian matematika disesuaikan dengan perkiraan perkembangan intelektual siswa, yaitu dengan mengaitkan materi yang disampaikan dengan realitas di sekitar siswa. Pola pikir matematika sebagai ilmu adalah deduktif. Namun dalam proses pembelajaran di sekolah dapat digunakan pola pikir induktif. Tujuan pendidikan matematika sekolah memuat tujuan yang bersifat formal dan tujuan yang bersifat material. Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada kemampuan menerapkan matematika dan keterampilan matematika. Sedangkan tujuan yang bersifat material antara lain karena tuntutan lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh sistem evaluasi regional ataupun rasional. Ini mengakibatkan banyak orang menganggap bahwa tujuan pendidikan matematika hanyalah didomain kognitif saja.
Nilai terhadap ahli matematika telah dikembangkan sebagai bagian dari suatu disiplin dengan kekuatan logis dan estetika. Matematika sekolah memperkenalkan beberapa kepentingan dari beberapa hak-hak yang istimewa dalam masyarakat, disebabkan oleh fungsi sosial yang khusus dalam matematika sebagai penyaring kritikan dalam syarat menuju prestasi yang lebih baik. Jadi nilai-nilai yang tersembunyi dalam matematika dan matematika sekolah memenuhi dominasi kebudayaan dalam masyarakat dalam suatu sekolah.
Dalam pembelajaran matematika harus disadari akan keberadaan akan dimensi ruang dan waktu. Kesadaran dimensi ruang yaitu suatu kesadaran akan keberadaan siswa sebagai peserta didik dengan memperhatikan keadaan siswa, proses pembelajaran siswa. Sedang dimensi ruang adalah suatu kesadaran akan karakteristik siswa yang dapat diperhatikan dari umur dan perkembangan intelektualnya.
Guru harus berusaha menjadikan siswa tertarik belajar matematika, membuang sikap negatif terhadap matematika dan sadar akan peranan matematika dalam kehidupan. Merubah pandangan siswa yang menganggap metematika adalah pelajaran yang membosankan, penuh dengan angka dan perhitungan yang tiada arti. Guru harus menjadikan pelajaran matematika adalah pelajaran yang menarik, indah dan penuh makna sehingga siswa dapat membuang anggapannya tentang matematika yang merupakan robot di siang bolong. Guru dapat menerapkan berbagai macam metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, menjadikan matematika adalah suatu kebutuhan. Sehingga siswa memperoleh kesadaran diri dan mengerti arti matematika yang sesungguhnya, menjadikan matematika sebagai taman yang indah dan tempat yang nyaman.
Matematika adalah seni, matematika adalah alat berfikir yang berdasar logika. Berfikir matematika dapat melatih kesabaran, menjadikan pembelajar matematika mencintai kejujuran dan selalu mencari kebenaran, matematika tidak mengenal adanya prasangka dan intuisi. Matematika adalah ilmu yang bersifat universal dan dikenal diseluruh dunia. Matematika dapat dipelajari kapan dan dimanapun kita berada. Matematika sebagai alat pemersatu yang dapat mempesatukan pelajar di seluruh dunia melalui simbol-simbol matematika yang sifatnya universal.
Matematika dapat dipelajari di seluruh dunia, matematika adalah kebutuhan dunia. Belajar matematika dapat meningkatkan kreatifitas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan, member kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan berbagai cara sehingga siswa sadar keberadaan matematika sebagai kegiatan problem solving, kegiatan imajinasi.
Matematika adalah kegiatan sosial. Permasalahan dalam matematika dapat dipecahkan melalui kegiatan kelompok. Dimana dalam pembelajarannya siswa dapat dibentuk kedalam kelompok, agar siswapun dapat bekerja sama, saling membantu, saling mengenal satu dengan yang lainnya, siswa dapat saling menghargai, saling bertukar pikiran, membuka diri dan ikhlas menerima masukan dari orang lain. Matematika melatih siswa untuk mampu menarik suatu kesimpulan berdasar pada kesepakatan.

B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa ini bukan hanya penyampaian pesan yang berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Dalam pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai usaha guru dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran matematika. Matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan biasanya pelajaran ini tidak diminati oleh kebanyakan siswa pada umumnya. Padahal, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dijadikan tolok ukur kelulusan siswa pada jenjang pendidikan, hal itu tercermin dari matematika menjadi mata Ujian Nasional.
Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep sehingga siswa mengalami kesulitan belajar matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pendekatan,model, dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru supaya siswa tertarik belajar matematika.
Guru harus dapat membebaskan diri dari paradigma mengajar dan pembelajaran lama, yang memiliki ciri diantaranya sebagai berikut:
* Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru
* Siswa ditempatkan sebagai obyek yang harus 'mau tidak mau' menerima ilmu dari guru
* Guru sebagai satu-satunya sumber belajar
* Siswa dianggap sebagai mahluk yang tidak dapat mencari pengetahuan, informasi, dan ilmu dari sumber lain
Saatnya para guru membuka pikiran/wawasannya, menyadari perannya sebagai pelayan bagi kebutuhan belajar siswa yang heterogen di kelas/sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua hal yang patut kita/ guru renungkan untuk kemudian berusaha kita wujudkan, yaitu:
* Membudayakan kelas matematika yang produktif (Van de Walle, 2008: 31); dan
* Melakukan Pengembangan Pengajaran/ Pembelajaran yang efektif (Van de Walle, 2008: 35)
Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
* Membudayakan kelas matematika yang produktif
Ciri-ciri budaya kelas matematika yang produktif adalah:
1. Ide-ide adalah penting, tidak perduli milik siapa ide tersebut. Para siswa dapat memiliki ide-ide mereka sendiri dan membaginya dengan yang lain.
2. Ide-ide harus dipahami bersama-sama di dalam kelas. Setiap siswa harus menghargai ide-ide dari temannya dan mencoba memiliki dan memahaminya.
3. Kepercayaan harus dibangun dengan pemikiran bahwa membuat kesalahan tidak menjadi soal. Para siswa harus menyadari bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk berkembang.
* Melakukan Pengembangan Pengajaran/Pembelajaran yang efektif,diantaranya dengan:
- Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pemahaman mereka.
- Pengetahuan dan pemahaman adalah unik bagi setiap siswa.
- Berpikir reflektif adalah unsur yang paling penting untuk belajar secara efektif.
- Lingkungan sosial budaya berpengaruh terhadap peningkatan perkembangan ide matematika siswa.
Model-model untuk ide-ide matematika membantu siswa mengungkapkan dan memperbincangkan ide-ide matematika.
Pembelajaran yang efektif merupakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Tugas guru untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran bukanlah tugas yang sederhana tetapi memerlukan kajian secara teoritis dan bercermin dari pengalaman diri maupun orang lain.
Usaha yang dapat ditempuh guru dalam melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah dengan :
* Memotivasi siswa.
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih aktif terlibat pada proses pembelajaran sebaliknya siswa yang motivasinya rendah cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat peserta didik untuk beraktifitas.
Adapun motivasi berfungsi untuk :
a. Mendorong siswa untuk beraktifitas.
b. Sebagai pengarah.
Untuk bisa memotivasi siswa, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Memperjelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Membangkitkan minat siswa.
- Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
- Memberikan pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
- Memberikan penilaian.
- Memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
- Menciptakan kompetisi dan kerja sama.Membangkitkan motivasi ada kalanya dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran. Namun cara tersebut digunakan dalam kasus tertentu.
* Menerapkan Model Pembelajaran yang inovatif.
Guru pada hakekatnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul berat tanggung jawab kemanusiaan, khususnya berkaitan dengan proses pendidikan. Betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban guru sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran.
Model-model pembelajarannya antara lain :
a) Pembelajaran Kooperatif.
b) Pengajaran berdasarkan masalah
c) Pengajaran dan pembelajaran kontekstual
d) Pembelajaran model diskusi kelase) Model pembelajaran inkuiri dll.
* Menerapkan penilaian kelas yang dapat memotivasi siswa.
Penilaian dalam pengajaran tidak hanya dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Dengan penilaian dapat merangsang siswa untuk berkompetisi dalam pembelajaran, karena pada dasarnya peserta didik merasa puas jika hasil karya mereka dikompetisikan (dinilai). Penilaian yang memotivasi terhadap peserta didik harus mencakup aspek antara lain : (Ahmad Rohani,2004:169)
a. Kemampuan peserta didik.
b. Minat, perhatian dan motivasi belajar peserta didik.
c. Kebiasaan belajar.
d. Pengetahuan awal dan prasyarat.
e. Karakteristik peserta didik
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya. Sasaran penilaian adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, alat penilaiannya hendaknya komprehensif meliputi tes dan non tes sehingga diperoleh hasil / gambar yang obyektif. Penilaian kelas seharusnya dapat mengukur semua kemampuan siswa, sehingga siswa akan merasa termotivasi untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
* Melakukan pengelolaan kelas yang tepat.
T indakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif.
Pengelolaan kelas dapat berupa pengaturan peserta didik, pengaturan fasilitas, pengaturan lingkungan. Pengelolaan kelas berkaitan dengan kegiatan pengajaran yang dikelola sebelum, selama dan sesudah pembelajaran



DAFTAR PUSTAKA

Euis Kurniawati. 2008. Usaha Guru Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika (Antara Teori dan .... membantu siswa mengungkapkan dan memperbincangkan ide-ide matematika).
http://myaghnee.blogspot.com/2009/01/usaha-guru-dalam-melibatkan-siswa-dalam.html. Diambil pada tanggal 27 mei 2009.
http://myaghnee.blogspot.com/2008_12_07_archive.html. Diakses pada tanggal 29 mei 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar